Adagium dalam hukum merujuk pada ungkapan atau pepatah yang memiliki makna hukum tertentu. Adagium hukum sering kali digunakan untuk merangkum prinsip-prinsip hukum yang mendasar dan sering dijadikan acuan dalam penerapan hukum di pengadilan atau dalam interpretasi peraturan hukum.
1.Dasar Hukum Adagium di Indonesia:
Adagium hukum di Indonesia pada umumnya berasal dari prinsip-prinsip hukum yang diadopsi dari hukum Romawi, hukum adat, maupun hukum Islam, yang kemudian menjadi bagian dari sistem hukum Indonesia. Meskipun adagium itu sendiri bukan merupakan hukum tertulis yang dibuat oleh negara, penggunaannya sering dijustifikasi oleh norma hukum yang lebih formal dalam peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, dan doktrin hukum.
2.Fungsi Adagium Hukum:
Adagium memiliki beberapa fungsi penting dalam hukum di Indonesia:
-Sebagai Pedoman Penafsiran: Adagium digunakan sebagai alat bantu dalam menafsirkan peraturan perundang-undangan dan dalam memutuskan perkara. Misalnya, adagium "lex specialis derogat legi generali" berarti hukum yang khusus mengesampingkan hukum yang umum, dan ini sering digunakan oleh hakim dalam menafsirkan konflik antara dua aturan hukum.
-Sebagai Prinsip Dasar: Adagium sering kali mencerminkan prinsip-prinsip dasar yang universal dalam hukum, seperti keadilan, kejujuran, dan keadaban. Contoh adagium lainnya adalah "fiat justitia ruat caelum" yang berarti "biarlah keadilan ditegakkan meskipun langit runtuh."
-Sebagai Alat Pembenaran: Dalam beberapa kasus, hakim atau praktisi hukum menggunakan adagium untuk memberikan pembenaran terhadap suatu keputusan atau interpretasi hukum, menguatkan argumen yang didasarkan pada prinsip-prinsip hukum yang telah lama diakui.
-Memperkuat Asas Hukum: Adagium dapat memperkuat penerapan asas hukum tertentu, seperti asas legalitas, kepastian hukum, dan asas tidak memihak. Misalnya, adagium "nullum crimen sine lege" (tidak ada kejahatan tanpa undang-undang) memperkuat asas legalitas dalam hukum pidana.
3.Norma Hukum terkait Adagium di Indonesia:
Walaupun adagium sendiri bukan hukum tertulis, penggunaannya sering diakui dalam berbagai norma hukum dan praktik peradilan, misalnya:
-Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman: Pasal-pasal dalam UU ini mengakui kebebasan hakim untuk menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat (Pasal 5 ayat 1), yang secara tidak langsung memberi ruang bagi penggunaan adagium hukum sebagai pedoman.
-Putusan-Putusan Mahkamah Agung: Yurisprudensi dari Mahkamah Agung sering kali mencerminkan penggunaan adagium sebagai dasar atau pembenaran hukum dalam putusan-putusan penting.
-Pasal 27 ayat (1) UUD 1945: Meskipun tidak secara langsung mengatur tentang adagium, prinsip kesetaraan di depan hukum yang tercantum dalam UUD 1945 dapat diperkuat oleh adagium seperti "equality before the law."
90 Adagium dalam hukum, beserta arti dan maknanya :
|
No |
Adagium |
Arti
& Makna |
|
1 |
Lex dura sed lex |
Hukum itu keras, tetapi itulah hukum. |
|
2 |
Fiat justitia ruat caelum |
Keadilan harus ditegakkan, meskipun langit runtuh. |
|
3 |
Nullum crimen sine lege |
Tidak ada kejahatan tanpa undang-undang. |
|
4 |
Nulla poena sine lege |
Tidak ada hukuman tanpa undang-undang. |
|
5 |
Lex posterior derogat legi priori |
Undang-undang yang lebih baru mengesampingkan yang lebih
lama. |
|
6 |
Audi et alteram partem |
Dengarkan juga pihak yang lain. |
|
7 |
Caveat emptor |
Pembeli harus berhati-hati. |
|
8 |
Culpa lata dolo aequiparatur |
Kelalaian yang berat disamakan dengan kesengajaan. |
|
9 |
Actori incumbit onus probandi |
Beban pembuktian ada pada penggugat. |
|
10 |
De minimis non curat lex |
Hukum tidak mengurus hal-hal yang remeh. |
|
11 |
Res judicata pro veritate habetur |
Putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
dianggap sebagai kebenaran. |
|
12 |
Ignorantia legis neminem excusat |
Ketidaktahuan akan hukum tidak membebaskan dari tanggung
jawab. |
|
13 |
Nemo judex in causa sua |
Tidak ada yang bisa menjadi hakim dalam perkaranya
sendiri. |
|
14 |
Pacta sunt servanda |
Perjanjian harus dipatuhi. |
|
15 |
In dubio pro reo |
Dalam keraguan, keputusan harus menguntungkan terdakwa. |
|
16 |
Lex specialis derogat legi generali |
Undang-undang yang bersifat khusus mengesampingkan yang
bersifat umum. |
|
17 |
Justice delayed is justice denied |
Keadilan yang tertunda adalah keadilan yang ditolak. |
|
18 |
Qui facit per alium facit per se |
Siapa yang melakukan melalui orang lain, dia melakukan
sendiri. |
|
19 |
Volenti non fit injuria |
Tidak ada cedera bagi yang rela. |
|
20 |
Aequitas sequitur legem |
Keadilan mengikuti hukum. |
|
21 |
Ubi societas ibi ius |
Di mana ada masyarakat, di situ ada hukum. |
|
22 |
Salus populi suprema lex esto |
Kesejahteraan rakyat adalah hukum tertinggi. |
|
23 |
Nemo debet bis vexari pro una et eadem causa |
Seseorang tidak boleh diganggu dua kali untuk perkara
yang sama. |
|
24 |
Qui tacet consentire videtur |
Barangsiapa diam, dianggap setuju. |
|
25 |
Lex neminem cogit ad impossibilia |
Hukum tidak memaksa seseorang melakukan sesuatu yang
tidak mungkin. |
|
26 |
Falsus in uno, falsus in omnibus |
Salah dalam satu hal, salah dalam segala hal. |
|
27 |
Contra legem |
Bertentangan dengan hukum. |
|
28 |
Dura lex sed lex |
Hukum itu keras, tetapi itu adalah hukum. |
|
29 |
Lex iniusta non est lex |
Hukum yang tidak adil bukanlah hukum. |
|
30 |
Ex turpi causa non oritur actio |
Dari sebab yang tidak layak, tidak lahir tindakan hukum. |
|
31 |
Lex non scripta |
Hukum tidak tertulis. |
|
32 |
Lex scripta |
Hukum tertulis. |
|
33 |
Ratio decidendi |
Alasan keputusan. |
|
34 |
Obiter dictum |
Ucapan tambahan dalam putusan pengadilan. |
|
35 |
Qui prior est tempore, potior est jure |
Siapa yang lebih dahulu dalam waktu, lebih kuat dalam
hukum. |
|
36 |
Jus cogens |
Hukum yang tidak dapat diabaikan. |
|
37 |
Mens rea |
Niat jahat. |
|
38 |
Actus reus |
Tindakan yang salah. |
|
39 |
Ad impossibilia nemo tenetur |
Tidak seorang pun dapat dipaksa melakukan sesuatu yang
tidak mungkin. |
|
40 |
Ex aequo et bono |
Berdasarkan keadilan dan kebaikan. |
|
41 |
Lex domicilii |
Hukum tempat tinggal. |
|
42 |
Lex loci contractus |
Hukum tempat perjanjian dibuat. |
|
43 |
Lex loci delicti |
Hukum tempat pelanggaran terjadi. |
|
44 |
Forum shopping |
Memilih yurisdiksi pengadilan yang paling menguntungkan. |
|
45 |
Habeas corpus |
Perintah untuk membawa seseorang ke pengadilan. |
|
46 |
Ad judicium |
Untuk pengadilan. |
|
47 |
Actio personalis moritur cum persona |
Gugatan pribadi mati bersama orangnya. |
|
48 |
Acta exteriora indicant interiora secreta |
Tindakan lahiriah menunjukkan niat tersembunyi. |
|
49 |
In pari delicto potior est conditio defendentis |
Dalam kesalahan yang sama, posisi terdakwa lebih baik. |
|
50 |
Lex loci |
Hukum tempat. |
|
51 |
Ultra vires |
Melampaui kewenangan. |
|
52 |
Non bis in idem |
Tidak dua kali untuk perkara yang sama. |
|
53 |
De facto |
Berdasarkan fakta. |
|
54 |
De jure |
Berdasarkan hukum. |
|
55 |
Ex parte |
Dari satu pihak. |
|
56 |
Ad litem |
Untuk perkara ini. |
|
57 |
Stare decisis |
Mematuhi preseden. |
|
58 |
Jus soli |
Hak berdasarkan tempat kelahiran. |
|
59 |
Jus sanguinis |
Hak berdasarkan keturunan. |
|
60 |
Mutatis mutandis |
Dengan perubahan yang diperlukan. |
|
61 |
Pendente lite |
Selama proses pengadilan berlangsung. |
|
62 |
Pro bono publico |
Untuk kepentingan umum. |
|
63 |
Sub judice |
Sedang dalam proses pengadilan. |
|
64 |
Testis unus, testis nullus |
Satu saksi bukanlah saksi. |
|
65 |
Vox populi, vox Dei |
Suara rakyat adalah suara Tuhan. |
|
66 |
A fortiori |
Dengan alasan yang lebih kuat. |
|
67 |
Alibi |
Bukti berada di tempat lain saat kejadian. |
|
68 |
Animus nocendi |
Niat untuk berbuat jahat. |
|
69 |
Bona fide |
Dengan niat baik. |
|
70 |
Causa causans |
Penyebab langsung. |
|
71 |
Causa proxima |
Penyebab terdekat. |
|
72 |
Certiorari |
Perintah untuk meninjau kembali keputusan. |
|
73 |
Coram nobis |
Di hadapan kami (pengadilan yang sama). |
|
74 |
Culpable |
Dapat dipersalahkan. |
|
75 |
In flagrante delicto |
Tertangkap basah saat melakukan kejahatan. |
|
76 |
In rem |
Terhadap barang atau benda. |
|
77 |
In personam |
Terhadap orang. |
|
78 |
Inter alia |
Antara lain. |
|
79 |
Ipso facto |
Berdasarkan fakta itu sendiri. |
|
80 |
Locus standi |
Hak untuk mengajukan gugatan. |
|
81 |
Nunc pro tunc |
Sekarang untuk kemudian. |
|
82 |
Per curiam |
Oleh pengadilan. |
|
83 |
Per se |
Dengan sendirinya. |
|
84 |
Prima facie |
Berdasarkan bukti awal. |
|
85 |
Pro rata |
Sebanding. |
|
86 |
Quid pro quo |
Sesuatu untuk sesuatu (timbal balik). |
|
87 |
Res ipsa loquitur |
Fakta berbicara dengan sendirinya. |
|
88 |
Sine die |
Tanpa penetapan tanggal. |
|
89 |
Subpoena |
Perintah untuk hadir di pengadilan. |
|
90 |
Uberrimae fidei |
Dengan itikad baik yang sangat tinggi. |
Dengan demikian, adagium hukum di Indonesia memiliki peran penting sebagai prinsip-prinsip dasar yang mendasari penerapan hukum dan penafsiran peraturan. Walaupun tidak diatur secara eksplisit dalam peraturan perundang-undangan, adagium tetap diakui dan sering digunakan dalam proses hukum di Indonesia.
Sign up here with your email


EmoticonEmoticon